headline photo

UJIAN, ITULAH HAKEKAT HIDUP

Sabtu, 08 Mei 2010


Kita hidup berkecukupan, itu ujian
Hidup kita kere, itu ujian
Kita hidup sehat tiada kekurangan, itu ujian
Kita selalu sakit-sakitan, itu ujian
Bahkan sekiranya hukuman dari kesalahan-kesalahan kita didahulukan di dunia ini (yang dalam kamus Islam berarti kesempatan untuk menghapus dosa-dosa kita dari kesalahan yang kita perbuat selama ini), itu juga ujian.

Seberapa sabar dan ikhlas kita dengan semua ujian itu, itulah yang harus menjadi perhatian utama kita karena itulah yang akan dinilai dan menambah point kita dalam memberatkan timbangan kebaikan kita di hari dimana semua sikap kita pada hidup ini ditimbang dengan seadil-adilnya.

Siapa yang tindakannya dan sikapnya pada hidup ini lebih banyak positifnya dengan disertai iman dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, dialah orang yang beruntung.

Mari kita ingat kembali kisah Nabi Ayyub, yang selama belasan tahun di uji dengan penyakit aneh. Sekujur tubuh Nabi Ayyub dipenuhi ulat-ulat hidup. Kerabatnya menjauhinya dan merasa jijik padanya. Istrinya malah sempat meninggalkannya. Tapi Nabi Ayyub tak pernah mengeluh. Bahkan Nabi Ayyub sadar sesadarnya Allah adalah Maha Penyayang. Kasih sayang Allah melebihi makhluk dan manusia manapun di dunia ini. Allah pun memuji Ayyub dalam Al-Quran karena kesabarannya:

Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya) (QS. Shaad: 44)

Kita juga ingat teguran Allah kepada Nabi Yunus ketika Nabi Yunus dimakan Ikan Nun selama tiga hari. Ini terjadi lantaran Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah padahal belum ada perintah dan ketetapan Allah. Nabi Yunus pun menyesal dan akhirnya Nabi Yunus diselamatkan Allah dan kembali kepada kaumnya. Dan dalam sejarah di sebutkan bahwa kaumnya kemudian beriman kepada apa yang dibawa Nabi Yunus. Penyesalan Nabi Yunus ini diabadikan dalam QS. Al Anbiya': 87

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."  

Jadi, apapun bentuknya hidup yang kita jalani, selama kita termasuk orang yang beriman (percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya), maka semua itu adalah ujian. Siapa yang menguji dan menilai? Allah. Ya! Dia menilai, Dia melihat, Allah bersama kita selalu. 

QS. Yunus: 61:

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters