headline photo

HILANG MENELAN WAKTU (INTERMEZO)

Jumat, 26 November 2010




sesuap nasi permisi keluar
tak sempat memburu badai
terburai tapung tawar
basah terkurung bulan terus berlari


sebutir padi semusin menanti
menitis musim menghitung teliti
serombongan burung baca puisi
jauh jelajah perjamuan duka saat berhenti


sebutir padi terjerat benalu
musim berlalu kuali penuh galau
tersisa asa hidup senda gurau
hilang menelan waktu



Ben., He, Banjarbaru, 29 Oktober 2010

SELAMAT IDUL ADHA 1431 H

Rabu, 17 November 2010



Sebuah perenungan tentang cinta yang tertinggi yang hanya milik-Nya. Cinta yang melebihi cinta kepada apapun di dunia ini.

KEBAIKAN ITU ABADI

Jumat, 12 November 2010


Mari kita bertaruh, mau jadi orang baik atau jadi orang jahat. Kita amalkan kebaikan selama hidup kita dan mengikuti semua yang baik-baik lalu kita mati. Ternyata cerita tentang kedatangan dua malaikat mungkar nakir di alam kubur serta adanya pengadilan di hari kiamat benar ada, kita tentu beruntung. Bila ternyata tidak ada, kita tetap tidak rugi karena setiap kebaikan, yang tulus tentu saja, pasti menentramkan hati. Hidup tentram damai dinamis mengikuti alur hidup seperti air yang mangaliri alur sungai sampai tiba di laut sebagai pemberhentian terakhir, siapa tidak mau?

Atau kita berbuat sesuka hati kita, apapun yang bikin senang dan happy, tidak peduli merugikan orang, berfoya-foya dan berpesta tak peduli perintah agama, sekali lagi yang penting happy, hidup hanya sekali kan? lalu kita mati dan mendapat kunjungan mungkar nakir dengan rupanya yang angker, mau apa? 

Atau mungkin mereka berdua tidak datang tapi pengadilan akherat ternyata ada, mau apa kita? Yang konon kelak mulut kita ini akan dikunci digantikan perannya oleh tangan lalu disaksikan oleh kedua kaki kita yang akan bersaksi apa adanya. Tidak dikurangi sedikitpun tidak ditambahi sedikitpun. Apa yang bisa kita perbuat kala itu?

Atau katakanlah negeri akherat hanya dongeng dan pelengkap dongeng sebelum tidur saja, ahai bebasnya. Kepuasan tiada tara waktu kita melakukan kejahatan di dunia benar-benar punya arti.

Lalu kita yang sibuk berbaik-baik di dunia ini akan berkata: "Jadi begitu saja? Kita sekuat tenaga menghindari kejahatan, berbuat 'kebajikan', berpaling dari yang enak-enak yang dilarang karena takut peradilan akherat yang katanya maha adil, tak berguna? Kita berjuang untuk bersikap dan berbuat iklas di saat semua orang sibuk cari muka, itu juga lewat? Bablas wesewesewes. Nasib!"

Ah! tidak perlu begitu juga, coba kita mengingat orang-orang purba dahulu, yang hidup sebatas hidup, berburu, bercocok tanam, berkembang biak, tidak pernah ada seruan kepada jalan Allah, menyembah apa saja, tidak peduli ada apa setelah mereka mati, kemana akan kita golongkan mereka. Dan masuk golongan manakah mereka kalau pengadilan akherat ternyata ada?

Jadi bagaimana? Kita lebih percaya jika hari pembalasan itu ada atau tidak? Kalau tidak percaya dan kita terlanjur menyia-nyiakan kehidupan dunia ini untuk berbuat sesuka hati kita, lalu ternyata hari pembalasan itu ada! Itu namanya rugi di atas rugi. Kemalangan berlipat-lipat. Kehidupan akherat yang abadi melintasi hari minggu bulan tahun abad milenium hingga tak terhingga tahun kita tukar dengan kehidupan dunia yang hanya puluhan tahun. Apalagi yang bakal kita sebut selain celaka!

Atau kita percaya, dan kita mengisi kehidupan dunia ini dengan ajaran yang telah disyariatkan, setiap waktu, setiap tempat, dan ternyata hari pembalasan itu tidak ada! Apakah rugi? Apa akan kita sebut orang-orang ini?
  
Kami sendiri tidak berani bertaruh, dan lebih senang menerima kenyataan bahwa bagaimanapun berbuat kebaikan itu lebih aman. Lebih abadi! Kami lebih tentram mengimani firman-Nya:

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. Al-Hajj: 5)

Kebaikan yang abadi bagi kita muslim adalah kebaikan yang dilandasi iman kepada Allah. Tanpa itu kebaikan hanya berputar-putar di dunia mengikuti perputaran bumi dan tak pernah sanggup menembus pintu langit!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters