headline photo

Negeri Akhirat Tertutup Bagi Penyombong!

Sabtu, 06 Maret 2010


"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Qashash: 83).

Ketika kita membuka surat Al-Qashash: 83, persis sebelumnya kita disajikan kisah Karun yang tak lain adalah salah seorang anak paman Nabi Musa as. Karun dikaruniai Allah harta yang berlimpah ruah. Bahkan kunci gudang hartanya saja sedemikian beratnya hingga dipercayakan kepada beberapa orang yang secara khusus menjaganya. Tetapi Karun mengingkari bahwa apa yang ada padanya adalah karunia dari Allah SWT, bahkan dengan sombong dia berkata: “Sesungguhnya aku diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (QS. Al-Qashash: 78)

Sepintas ucapannya tidak sepenuhnya salah, karena untuk mencari dan membuka pintu rizki kita butuh kejelian dan kemampuan berupa ‘pengetahuan’ yang cukup untuk memperolehnya. Yang menjadi salah kemudian jika ucapan itu dilandasi rasa angkuh (red: sombong) dan mengesampingkan peran Allah pemilik langit dan bumi yang jika Dia kehendaki Dia memberikan rizki kepada siapapun. 

Dan karena kesombongannya itu, Karun dibenamkan kedalam tanah berikut hartanya.

Jika hidup ini adalah jihad untuk selalu beribadah dalam artian seluas-luasnya dan juga jihad untuk melawan hawa nafsu, maka diantara jihad itu ialah untuk selalu bersikap rendah hati dan sebaliknya selalu membesarkan Allah. Karena yang pantas bersikap sombong itu hanya Allah. Penguasa langit dan bumi dan kepadaNya segala sesuatu akan kembali. 

Dengan segenap pengetahuan yang dimiliki, manusia merasa sudah menguasai dunia dan menganggap tinggi diri mereka. Dan perasaan ini seringkali menghalangi manusia untuk mengakui kebesaran Allah atau melalaikannya dalam beribadah kepada-Nya. Inilah yang membangunkan murka Allah sehingga banyak sekali umat-umat terdahulu yang dibinasakan karena kesombongan mereka.

Tapi beruntunglah kita sebagai umat Nabi Muhammad saw yang diberi kesempatan lebih luas dan ‘lebih lama’ untuk selalu membesarkan Allah dan memberikan segala pujian hanya kepada-Nya. Sebagai contoh Allah tidak akan mengazab atau menghukum orang atau kelompok yang mengingkari kerasulan Muhammad atau bahkan mengejek dan merendahkannya. Allah memberi kesempatan mereka untuk merevisi kembali pemahaman mereka tentang Muhammad. Dan kesempatan ini selalu ada selama mereka hidup dan selama nyawa mereka masih dikandung badan.

Dan keberuntungan bagi kita orang beriman. Karena segala urusan kita di dunia ini adalah ibadah. Dan urusan KAUM BERIMAN itu cuma ada dua: ketika diberi nikmat dan kelapangan hidup, mereka bersyukur, ketika diberi ujian berupa musibah dan kesempitan hidup, mereka bersabar.  Bahkan kalaupun ujian itu merupakan hukuman dari Allah, kita harus menerimanya dengan sabar dan ikhlas. Karena hukuman yang disegerakan di dunia bagi orang beriman adalah lebih baik. Sementara hukuman yang disegerakan bagi mereka KAUM KAFIR tentu kemalangan yang nyata karena mereka terputus dari rahmat Allah. Musibah di dunia dan di akherat mereka ditunggu adzab yang lebih pedih dan kekal. Naudzubillah min dzalik!

Dan kemalangan itu tidak saja menimpa kaum kafir dalam hal mengesakan Allah dan me'rasulkan' Nabi Muhammad saw, tetapi juga mereka yang berikrar dan mengimani Allah dan Rasulnya, tetapi mengingkari nikmat Allah dengan memproklamasikan kehebatan dirinya dan melupakan Allah. Seperti yang terjadi pada Karun. Pangkal dari semua pengingkaran itu hanya satu, yaitu SOMBONG. 

Padahal pakaian kesombongan itu hanya pantas dan cocok dimiliki Allah dan bukan makhluk. Bahkan Rasulullah saw dengan tegas bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawipun dari kesombongan.” (HR. Muslim)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters