headline photo

RINDU AKU (Galeri Sajak dan Puisi/Intermezo)

Rabu, 26 Mei 2010


Ku tegak segelas mimpi
Hantar jiwa menjulang mengawang
Melayang menghalau awan
Menantang tegaknya langit

Ku santap semangkok khayal
Segala batas tampak jelas
Menghimpit jarak bebas
Bergumul keterbatasan

Ku rindu Aku
Melukis langit mimpi
Memahat batas khayal
Kumpulkan kebebasan Aku

                                                                                                H. Benyamin
                                                                              Banjarbaru, 18 Juni 2007
                                                                                               

Benar..ALLAH sangat dekat...

Kamis, 20 Mei 2010


: HEB

ini bukan reaksi,bukan sanggahan,apalagi pembelaan
tapi ini penyesalan
benar benar penyesalan..

Ya Allah..Engkau sangaaaat dekat...
karenanya,bukankah hak setiap makhluk Mu untuk sekedar merasa ?
Ya Allah,kau beri kami hati
bukan untuk membenci,mengutuki atau melukai yang lain dengan kata yang terlisan atau tertulis..
tapi untuk sekedar merasai....
dosakah ?
kesalahankah ?
Ya Allah..Ya Tuhan-ku...
bukankah Engkau sesuai sangkaan hambaMu ?
salahkah aku bila dengan segala kehinaan yang sempurna ini 'merasa' bahwa Engkau bersemayam dibilik hatiku,berkuasa dijiwaku,merajai fikiranku...

Duhai Rabbku yang Maha Suci....
tak usahlah yang lain mengingatkan aku,
aku sesadar-sadarnya kalau aku ini lebih nista dari seorang pelacur...
lebih rendah dari seekor anjing....
akulah kotoran yang paling menjijikan yang pernah tercipta....
tapi,
haramkah bagiku bila merasa..hanya sekedar merasa...
kalau aku milikMu...karena kutau aku milikMu....
karenanya dengan congkak pula aku merasa Kau begituuuuu dekatnya...

tahukah dunia...wahai dunia....
kalaupun Allah,Tuhanku...Tuhan semua yang bernyawa dan yang mati.....
andai Kau tambah umurku 1000 tahun lagi,niscaya tak sanggup aku mencari kata yang paling indah
hanya untuk sekedar membahasakan bahwa Engkau -lah satu-satunya yang Maha Mulia,Maha Sempurna,Maha Agung, Maha Tinggi Maha Segala....
karenanya dengan segenap kekagumanku,ketakjub-anku.
..kmudian aku ingin mendekatiMu...

benar,Engkau sangat dekat,Ya Allah....
buktiya ktika kami berjalan menuju Mu.....
Engkau berlari menyambut kami....meski kami berlumur dosa,berselimut kesalahan...
dan itu kami lakukan berulang kali..lagi...dan lagi...
l

Kalau kami bertanya tentangMu,Ya Rabb...
maka katakanlah : sesungguhnya Aku dekat....
sedekat apa Ya Rabb...
sedekat yang kurasakah...? sedekat yang mereka rasa ? yang kami rasa.....
dimana Ya Allah ?
salahkah bila aku kmudian merasa: disini...dibilik hati ini...berkuasa dijiwaku..merajai fikiranku...
kaupun boleh merasa seperti itu...yang lainpun boleh....siapapun boleh...
bukankah Allah sangat dekat...iya kan...

Ya Allah,karena Engkau sangaaat dekat... .
karenanya Kau tidak pernah menghukum hambaMu hanya karena ia hanya merasai dengan hatinya...sekedar hatinya..yang cuma Allah-lah yang paling tahu apa apa yang tersembunyi dihati tiap tiap hambanya....

Ya Allah Yang Maha Pengampun...
maafkan hambaMu yang paling hina dari yang paling tercela ini,berusaha membahasakan,betapa aku ingin sekali berada dekaaaat...dekat sekali denganMu..
Ampuni aku Wahai Tuhanku...ampuni aku.....


30 April 2010

Catatan S. Soraya 

ISTIQOMAH ITU SULIT! TAPI BISA!

Sabtu, 15 Mei 2010


Ketika seseorang melafadzkan Sahadat, dia telah datang pada Islam. Baik dia berasal dari non-muslim, ataupun yang memang sudah turun-temurun memeluk Islam. Beriman itu memang gratis & mudah. Tinggal melafadzkan dua kalimat Sahadat. Yang berarti percaya dan yakin tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya (dan rasul yang lain) ditambah percaya adanya malaikat, mengimani kebenaran Al-Quran dan juga adanya hari kiamat dan pada takdir-Nya, baik dan buruknya.

Meyakini semua itu sudah masuk kategori "beriman". Tapi berislam? Disinilah perjalanan kita mulai diuji. Allah langsung menghadang kita dengan firman-Nya:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"  (QS. Alankabut: 2)


Jadi, Allah seperti di QS. 29:2 diatas langsung menguji kita, seakan Dia bilang: "Benar nie lo beriman pada-Ku? Bentar dulu, kau belum Kutes, jangan bangga dulu. Jangan buru-buru lo ngarepin surga-Ku!"

Firman-Nya:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah: 214)

Lantas bagaimana caranya agar bisa lulus dari ujian Allah. Seperti disabdakan baginda Nabi hanya ada dua cara. Dan sangat simpel. Tapi tentu saja pelaksanaannya tak seperti ketika kita mengucapkannya. Dua cara itu adalah sabar menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya juga sabar menerima semua yang tidak mengenakkan kita. Dan yang kedua bersyukur kalau kita menerima nikmat atau semua yang membuat hati kita lapang. Sabar dan bersyukur. Itu saja! Dan inilah yang tidak mudah.

Disinilah penting untuk berlatih istiqomah. Karena hanya dengannya iman kita akan komplit. Beratnya bersikap sabar dan susahnya bersyukur bisa lebih mudah kalau kita sudah istiqomah.

Masalahnya istiqomah itu sendiri tidak mudah. Tapi ibaratnya orang sekolah yang mengikuti jam pelajaran, seperti itulah kira-kira cara paling mudah untuk membiasakan istiqomah. Membuat pola dalam menyikapi hidup kita sehari-hari. Ketika datang sesuatu  yang tidak mengenakkan, kesadaran tertinggi bahwa hidup adalah ujian langsung mengambil alih ruang kesadaran kita. Dan saat datang hal yang membuat kita gembira, kesadaran itu datang lagi dan kembali memainkan peranannya. Begitu juga dalam melaksanakan kewajiban sehari-hari, aturlah jadwal yang mana untuk dunia dan berapa jam kita sediakan untuk menghadap-Nya.

Allah berjanji jika kita istiqomah pada akhirnya Allah akan menolong kita dan para malaikat akan turun 'mengabarkan' pada kita untuk tidak takut dan bersedih hati menghadapi kehidupan dunia ini:

QS: Fushshilat: 30:

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."

Istiqomah Memang Sulit! Tapi Bisa!

Aku Menyerah (Galeri Sajak)

Kamis, 13 Mei 2010

Aku Menyerah





Kutemui fajar
ketika bumi menjerit pada malaikat:
kemana lahir seluruh deritaku
di mana tinggal sang pemimpi
yang bermimpi tentangku

Ah..
Kuinjak kerikil basah
kenapa hatiku yang becek
kemana sejuknya embun.....kesegaran O2
yang melegenda

Serpih-serpih luka
untaian sajak durja
kidung senja
Alunan sendu sinfoni malam

kenapa dia saja yang bertahta

Apa bumi yang sudah tua
Atau O2 sudah tak segar lagi

Baiklah...
Aku kalah...
Oke...
Aku menyerah...
Kini, selenggarakanlah kehendak-Mu!

Rio Funnie
Jogja, 12 Mei 2010

Sajak Bergambar Karya DharmO-GandoeL

Minggu, 09 Mei 2010

Tips untuk tidak bolak-balik halaman:
Bagi Anda pengguna Mozilla Firefox dan Internet Explorer: klik kanan persis pada gambar, lalu pilih 'Open Link in New Tab'. 
Jika Anda pengguna Opera: klik kanan gambar lalu pilih 'Open in New Tab'
Google Chrome: klik kanan gambar dan klik 'Buka Tautan di Tab Baru'

       
  

 


 


  



 

Galeri Sajak

Sajak Bergambar Karya DharmO-GandoeL


Aku Menyerah Karya Rio Funnie

Aku Rindu (Intermezo) 

Mencintai Jiwa Yang Tenang

Perjalanan 1

Perjalanan 2

Perjalanan 3  

Perjalanan 4

Perjalanan 5

Perjalanan 6

Menggoda Kata  


Cahaya Mendekap Yang Membaca 


Hilang Menelan Waktu

UJIAN, ITULAH HAKEKAT HIDUP

Sabtu, 08 Mei 2010


Kita hidup berkecukupan, itu ujian
Hidup kita kere, itu ujian
Kita hidup sehat tiada kekurangan, itu ujian
Kita selalu sakit-sakitan, itu ujian
Bahkan sekiranya hukuman dari kesalahan-kesalahan kita didahulukan di dunia ini (yang dalam kamus Islam berarti kesempatan untuk menghapus dosa-dosa kita dari kesalahan yang kita perbuat selama ini), itu juga ujian.

Seberapa sabar dan ikhlas kita dengan semua ujian itu, itulah yang harus menjadi perhatian utama kita karena itulah yang akan dinilai dan menambah point kita dalam memberatkan timbangan kebaikan kita di hari dimana semua sikap kita pada hidup ini ditimbang dengan seadil-adilnya.

Siapa yang tindakannya dan sikapnya pada hidup ini lebih banyak positifnya dengan disertai iman dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, dialah orang yang beruntung.

Mari kita ingat kembali kisah Nabi Ayyub, yang selama belasan tahun di uji dengan penyakit aneh. Sekujur tubuh Nabi Ayyub dipenuhi ulat-ulat hidup. Kerabatnya menjauhinya dan merasa jijik padanya. Istrinya malah sempat meninggalkannya. Tapi Nabi Ayyub tak pernah mengeluh. Bahkan Nabi Ayyub sadar sesadarnya Allah adalah Maha Penyayang. Kasih sayang Allah melebihi makhluk dan manusia manapun di dunia ini. Allah pun memuji Ayyub dalam Al-Quran karena kesabarannya:

Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya) (QS. Shaad: 44)

Kita juga ingat teguran Allah kepada Nabi Yunus ketika Nabi Yunus dimakan Ikan Nun selama tiga hari. Ini terjadi lantaran Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah padahal belum ada perintah dan ketetapan Allah. Nabi Yunus pun menyesal dan akhirnya Nabi Yunus diselamatkan Allah dan kembali kepada kaumnya. Dan dalam sejarah di sebutkan bahwa kaumnya kemudian beriman kepada apa yang dibawa Nabi Yunus. Penyesalan Nabi Yunus ini diabadikan dalam QS. Al Anbiya': 87

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."  

Jadi, apapun bentuknya hidup yang kita jalani, selama kita termasuk orang yang beriman (percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya), maka semua itu adalah ujian. Siapa yang menguji dan menilai? Allah. Ya! Dia menilai, Dia melihat, Allah bersama kita selalu. 

QS. Yunus: 61:

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Pohon Di Dalam Hati

Sabtu, 01 Mei 2010


Setahun adalah sebatang pohon, bulan adalah dahan-dahannya, hari adalah ranting-rantingnya, jam adalah dedaunannya dan nafas adalah buahnya. Siapa yang nafasnya ada dalam ketaatan, maka buah pohon itu adalah manis, dan siapa yang nafasnya ada dalam kedurhakaan, maka buahnya adalah pahit. Waktu panen adalah pada hari kiamat, pada waktu itu akan diketahui secara pasti apakah buah itu manis ataukah pahit.
Ikhlas dan tauhid merupakan pohon di dalam hati. Dahan-dahannya adalah amal, buahnya kemanisan hidup di dunia dan kenikmatan yang kekal diakhirat. Sebagaimana buah-buah surga yang tidak pernah terputus dan tidak sulit untuk dipetik, maka begitu pula buah tauhid dan ikhlas di dunia.
Syirik, dusta dan riya' adalah pohon di dalam hati. Buahnya di dunia adalah ketakutan, kekhawatiran, kesusahan, kesempitan dada dan kegelapan hati. Buahnya di akhirat adalah neraka dan azab yang pedih lagi kekal. Allah telah menyebutkan dua jenis pohon ini di dalam surat Ibrahim 24 - 26

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. (QS. Ibrahim: 24-26)

Original Source: "Mendulang Faidah Dari Lautan Ilmu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters